CoffeePhile (1)




CoffeePhile (1) ..

Kebiasaan (habits) meminum kopi sudah tidak asing lagi. Sebagian masyarakat malah membuat seduhan kopi menjadi  menu sehari-hari.  Di Palembang, kehadiran kedai yang khusus menawarkan minuman tersebut juga makin ramai. Salah satunya, Kedai CoffePhile.

Dari namanya, kedai yang berada di jalan Ahmad Yani nomor 30D ini, mengukuhkan diri sebagai kedai yang menawarkan kopi nusantara. Kira-kira, hampir sebagian besar kopi yang terkenal dari Sabang dan Marauke Indonesia, ada di kedai ini. Selain kopi origin itu, kedai inipun menawarkan menu varian kopi lainnnya. Ini yang menjadi daya tarik, bagi mereka para maniak kopi, penyuka kopi, penikmat kopi, atau meraka yang baru mengenal kopi saat bertandang ke kedai ini.
Lahir dari empat orang pegagas, kedai ini menawarkan suasana menikmati kopi yang berbeda. Kedai yang baru aktif sejak Februari lalu, memulai bisnis mereka secara “keroyokan”. Meski memiliki kesibukan masing-masing, mereka berhasil mewujudkan kopi dengan menembak segmen anak muda (mahasiswa). Letak yang strategis karena diapit oleh tiga kampus di kawasan Ulu Palembang juga, membuat kedai cukup cepat dikenal. Apalagi, para pemilik juga aktif di beberapa komunitas.
Meski operasional dari pukul 11.00 wib hingga 00.00 wib, kedai ini ramai di tiga waktu. Di siang hari, kedai ini lebih menjadi pilihan para mahasiswi. Usai waktu makan siang, biasanya secara bekelompok kecil atau besar, mereka menghabiskan waktu di sini. Meski, tidak sedikit juga ada pengunjung laki-laki.  Para mahasiswi memilih berbagai aktivitas menghabiskan waktu siang hari mereka di kedai ini bersama buku, smartphone, hingga laptop dengan layanan wifi kedai. Rata-rata menu kopi yang mereka pesan, jatuh pada pilihan varian kafein rendah, atau memilih kopi yang disaji dalam bentuk dingin (es coffee).
Mendekati sore, pengunjung kedai dengan ornamen all about kopi  mulai beragam. Baik laki-laki dan perempuan dari berbagai kalangan umur hadir di kedai ini. Biasanya, mereka membentuk kelompok-kelompok khusus. Pengunjung laki-laki nampak datang dengan jumlah kelompok lebih besar. Beberapa kali, nampak pegawai kantoran datang berkelompok setelah jam kerja mereka usai. Tetap.., pengunjung kedai masih didominasi anak muda.
Segmen padat kedai terakhir, di malam hari. Usai waktu makam malam, kedai ini akan sangat padat. Kebanyakan, mereka sengaja menghabiskan waktu malam (begadang) di kedai. Berbagai aktivitas tentu menjadi pilihan, mulai dari bermain gaple, kartu domino, hingga sibuk di depan laptop dengan layanan wifi gratis.  Bagi yang sudah mengetahui kedai berfasilitas wifi, tidak sedikit pengunjung yang memilih bertahan dari sore hingga malam hari di kedai ini.
Upppsstt... belum selesai, cerita lain kedai ini..
Sejak awal, para pemilik sudah sepakat mengenai misi sosial dari kedai kopi mereka. Kedai ini dihadir atas ide dua pengagas awal, yakni Asep Imam Somanhudi dan Wibisono Imam. Mereka yang sudah bersahabat sejak kecil ini, lalu mengembangkan ide membuka kedai bersama dua sehabat lainnnya. Keempatnya malah memiliki latar belakang studi yang berbeda, ada yang masih melanjutkan kuliah di strata magister, ada yang fokus di kedai, ada yang meneruskan profesi tenaga pengajarnya.
Meski berbeda, keinginan mereka satu, agar masyarakat Sumsel, terutama Palembang bisa menikmati dan mempromosikan kopi asal daerah sendiri. Data pemerintahan menyebutkan, Sumsel merupakan penghasil kopi jenis Robusca terbesar di Indonesia. Hanya saja, produksi kopinya malah lebih banyak lari ke Provinsi lain, misalnya Lampung dan sekitarnya. Akibatnya, seolah Sumsel tidaklah memiliki kopi sendiri.
“Hal itulah yang ingin kami sampaikan, jika Sumsel sebenarnya punya kopi dan masyarakatnya harus bisa menikmati. Kopi-kopi Sumsel, merupakan kebanggaan sendiri,”ujar Asep, alumnus Fakultas Ekonomi Akuntasi Unsri ini.
Itu kenapa, sambung ia, meski sudah ada lebih dari 16 varian kopi nusantara ditawarkan di kedai CoffePhile, mereka tetap mempromosikan kopi asli Pagaralam, Kopi Jarai. Jenis olahan kopi robusca asal tanah dataran tinggi Pagaralam inipun dikembangkan sendiri oleh mereka. Sehingga memang, kopi Jarai dan berbagai kopi asli Sumsel lainnya, seperti kopi Semendo lebih unggul dipromosikan di kedai CoffePhile.
“Aspek sosialnya, kami ingin orang Sumsel bisa bangga dengan kopi sendiri,”ucap ia.
Lain lagi dengan menu. Meski banyak varian menu kopi nusantara, kedai yang berada di bangunan rumah toko (ruko) ini juga memiliki menu makanan beragam. Baik minuman, atau makanan , juga ditawarkan dengan pilihan untuk disajikan tanpa minum kopi atau diselingi minuman kopi.
Dikatakan Wibi, sebenarnya meminum kopi ini selera saja. Karena berupa selera, maka alat ukurnya relatif. Sebagian orang bisa fanatik, pada jenis dan menu kopi tertentu, sementara sebagian lagi bisa jadi fanatik pada varian lainnnya. Alumnus agronomi IPB ini mengatakan sensasi minum kopi itu, beragam. Mereka menikmati kopi, bisa jadi karena alasan rasanya, dari aktivitas saat meminum kopi, dari siapa yang menemani hingga apakah kopi masih menjadi alternatif untuk menghabiskan waktu di siang, sore atau malam hari. Pilihan itu, tergantung individu masing-masing.
“Selagi kopi menghadirkan rasa kafeinnya, itu tetap kopi. Apapun rasanya, bagaimana penyajiannnya, mau dingin atau hangat. Kopi hitam, kopi susu dan es kopi. Baik itu, kopi dari tanah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua, tetap ia bernama kopi,”ujarnya
Untuk harga, kata Wibi, sebenarnya cukup relatif. Kedai CoffeePhi
le memilih membeli bahan baku, berupa biji kopi guna mengejar kesegaran saat menyeduh. Meski harus menghancurkan (roasting) sendiri, pengunjung akan lebih terpuaskan saat merasakan varian kopi dengan sensasi kafein segar. Untuk segelas kopi hitam, harga dimulai dari Rp9.000 an. Harga itu, sudah sekelas varian robusca kopi Gayo Aceh.
“Harga kopi di CoffePhile, cukup bersahabatlah. Kopi yang baru digiling itu, rasanya lebih segar dan nendang,”ucapnya.
Untuk mengunjungi kedai ini, sangatlah mudah. Posisi kedai yang tepat dipinggir jalan, berada  di samping masjid PT KAI, atau setelah gerbang Universitas PGRI. Pilihan menghabiskan waktu bersama kopi di kedai ini, cukuplah asyik. Baik sendiri, berdua, atau berkelompok, secangkir kopi memang akan selalu menghadirkan kisah.
Satu lagi,..
Saat mengunjungi kedai kopi ini, sebaiknya manfaatkan fasilitas kamera yang kalian miliki. Sebab, di kedai ini berbagai sudut ruangan cukup memberikan view menarik untuk berfoto selfie atau foto bersama. Kedai dengan interior all about kopi, juga  memudahkan promosi habit minum kopi kepada khalayak. Apalagi, saat hasil fotonya di-tag di berbagai jejaring media sosial.
Asep juga mengaku, sangat memanfaatkan media sosial dalam mempromosikan kedai kopi ini. Perkembangan internet, sebagai media informasi dan media sosial, juga memudahkan bisnis kopi ini lebih cepat dikenal. Apalagi, jika pengunjung berhasil mendokumentasikan sudut kedai dengan hasil jepretan foto mereka nan menarik.
“Selain berfoto, di kedai juga bisa sharing kopi. Ada pelanggan datang, hanya untuk tukar informasi kopi, barista (profesi pembuat kopi), di hotel ternama ada juga sharing di kedai, kata Asep.
Selain itu, kedai juga memberikan fasilitas take away (bisa dibawa), jika ingin minum kopi seduhannya di rumah. Nah, daripada terus penasaran lebih baik, rasakan sendiri sensasi kedai ini ...
* Ini baru CoffePhile (1), lanjutannya ada nanti ...
*Awalnya, penulis juga bukan maniak kopi.. So, dedicated to asep dan wibi, thanks pengetahuan dan kopinya..  

Komentar

Postingan Populer